Media Jihad, Never die!
Khilafah Baqiyah
19.19
0
Sebagaimana jihad akan berlangsung terus hingga hari kiamat, maka keberadaan media jihad pun harus menyertainya. Syekh Izuddin Ar-Roshofi-Rahimahullah-dalam bukunya yang berjudul “Jihadnya Orang Yang Tidak Hadir Dalam Jihad” menjelaskan betapa pentingnya bidang media dan komputer dalam jihad serta menyebut aktivitas media jihad sebagai para tentara garis kedua. Beliau mengatakan :
“Jika bagimu belum ada kesempatan menjadi yang berada di garis depan dalam jihad dan engkau belum mampu berhijroh ke medan perang, maka janganlah engkau mengharamkan dirimu sendiri untuk menjadi para tentara garis kedua. Karena jihad melawan musuh tidak hanya sebatas memeranginya secara langsung.”
Apa saja yang bisa dan biasa dilakukan oleh media jihad ? Syekh Izuddin memberikan banyak contoh-contoh, diantaranya :
Membutuhkan orang–orang yang dapat membantu mereka (Mujahidin) dengan informasi-informasi tentang musuh mereka, bagaimana mereka bergerak, bagaimana mereka berpikir dan berencana.
Membutuhkan orang–orang yang menolong mereka dengan kata–kata, buku–buku, program–program, dan pena. Membutuhkan orang yang membantah pernyataan–pernyataan buruk yang mereka terima di berbagai sarana media massa.
Membutuhkan orang–orang yang menghubungi salah satu program atau berita TV, agar dapat membela para Mujahidin dengan kata–kata dan mencela para munafikin dan kaum kafir dengan kata–kata.
Membutuhkan orang–orang yang menyampaikan suara mereka kepada dunia, hingga dunia mendengar apa yang tidak disukai oleh musuh–musuh untuk mendengarnya.
Membutuhkan orang–orang yang menghembuskan isu–isu di barisan musuh dan menimbulkan perpecahan diantara mereka.
Membutuhkan orang–orang yang berdoa bagi mereka dengan kemenangan dan keteguhan di tengah malam sedangkan manusia tidur.
Pentingnya Media Jihad
Syekh Abu Saad Al Amili-Hafidzahullah-dalam bukunya Menuju Pokok Persoalan Realitas Dan Perang Media Jihadi menjelaskan betapa pentingnya peran dan fungsi media jihad di tengah-tengah umat.
Salah satu poin penting yang disampaikan oleh beliau untuk media-media jihad adalah perlunya para ulama dan ahlul ilmi untuk bersinergi dalam kerja media. Beliau mengungkapkan :
Ilmu dan amal adalah dua sisi dari mata uang yang satu. Bahkan, ilmu mendahului amal, sebagaimana kita semua memahaminya dalam agama kita, Ikhwah fillah. Berdasarkan hal tersebut, dalam berbagai spesialisasi, janganlah mengabaikan bidang syariah. Inilah yang menjadi cahaya penerang yang akan menuntun mereka ke arah pengetahuan, kepahaman, dan kreatifitas. Mereka yang bekerja tanpa ilmu, seperti seorang pengendara yang berjalan di jalan gelap tanpa cahaya, maka bagaimana ia akan menentukan arah?
Maka aku tegaskan, kepada segenap Ikhwah yang tengah menuntut ilmu agar mereka jangan membatasi diri dengan kegiatan studi akademik saja, tetapi hendaknya kalian ikut memberikan pelayanan dan bantuan kepada segenap Ikhwah yang tengah berkhidmat di berbagai bidang; di antaranya adalah bidang media, yang telah terbukti menjadi salah satu senjata efektif untuk menghadapi musuh.
Amal media selalu terkait dengan amal da’wah, menyebarkan kalimatul haq, dan meluruskan pemahaman syariah ummat. Kalian (para ahlul ilmi) tak akan dapat merealisasikan amal da’wah ini, tanpa bantuan ikhwah kita di bidang media.
Pada saat yang sama, aku mengarahkan nasehat ini langsung kepada segenap saudaraku yang saat ini memegang amanah di bidang media, hendaknya kalian memanfaatkan waktu kalian yang berharga untuk menuntut ilmu-ilmu Syariah, agar dapat lebih tajam dalam mengemban urusan kalian dan agar dapat memainkan peran yang lebih penting dalam amanah media jihad ini, Insya Allah.
Jihad Forever, Media Jihad Never Die!
Keep Spirit For Shoutussalam.com….!
Wallahu’alam bis showab!
(Al-Mustaqbal)
Tidak ada komentar