Select Menu

Sponsor

Select Menu
Terbaru

Headline

Terbaru

Berita

Artikel

Release

Fiqh

Keluarga

Muslimah

Video

Analisis

» » » Mengapa Harus Mendidik Anak dengan lemah Lembut?


Khilafah Baqiyah 15.44 0

Rasulullah Shalallahu’alaihi wassalam mengibaratkan anak seperti kertas putih bersih tergantung pada orang tuanya, mau ditulis dengan tinta warna merah, hijau, atau jingga. Orang tua terlalu cepat memvonis anak nakal, malas, bandel, atau bahkan durhaka terhadap anak-anaknya sendiri, padahal merekalah yang paling dominan membentuk karakter dari kepribadiannya. Kalaupun itu benar, bukankah para orang tua yang lebih bertanggung jawab atas sifat-sifat buruk itu?

Realitas ini perlu diketahui, sebab sering terjadi, orang tua yang sangat mencintai anaknya harus kecewa melihat kenyataan si anak menjadi bengal dan pembantah. Orang tua merasa telah mengorbankan apa saja demi anaknya, tapi justru mereka menjadi pemberontak. Para orang tua banyak yang salah memilih metode pendidikan. Sebagian orang tua menganggap bahwa untuk meluruskan sikap anak yang kurang baik harus ditempuh dengan cara -cara yang keras, seperti menghukum, berkata-kata keras dan kasar. Cara seperti itu tak mungkin berhasil malah sebaliknya dapat menimbulkan dendam pada diri anak.

Dalam al-Qur’an Allah mengingatkan secara khusus kepada Muhammad Shalallahu’alaihi wassalam agar meninggalkan cara-cara kasar, sebab kekasaran bukan mendekatkan ummat kepadaNya, tapi justru akan menjauhkannya.

Allah Ta’ala berfirman, “Maka karena rahmat dari Allah, engkau bersikap lemah lembut terhadap mereka, sekiranya engkau berlaku keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan  dari sekitarmu. Maka maafkanlah mereka dan mohonkan ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam sesuatu urusan.” (QS Ali Imran 159)

Meskipun ayat ini ditunjukkan kepada Muhammad Shalallahu’alaihi wassalam dalam membina ummatnya, tapi pembinaan itu bersifat universal. Ayat diatas juga berlaku bagi orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Jika mereka  ingin agar anaknya lebih mendekat, maka jalan yang mestinya ditempuh adalah mendidik dengan lemah lembut, tidak keras dan kasar.

Berbuat lembut kepada anak, sama sekali bukan berarti harus menuruti semua permintaan anak. Orang tua terlebih dahulu memahami pendapat dan keinginan anak yang sering konyol serta tidak masuk akal, kemudian dengan penuh kasih sayang mengarahkannya untuk mengerti batas antara boleh dan tidak.

Perkataan kasar dan pemberian hukuman, adalah hal yang tidak diingini semua anak, walaupun menurut orang tua semua itu demi kebaikan anak semata. Yang dirasakan anak hanyalah bahwa kemarahan itu menjadi bukti ketidaksenangan orang tua kepadanya. Maka, satu kunci paling ampuh dalam ilmu mendidik anak adalah dengan berlaku lemah lembut penuh cinta kasih, walau dalam keadaan marah sekalipun.

wallahua’lam bishsowab

Sumber : Mendidik Dengan Cinta, Irawati Istadi

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply