Select Menu

Sponsor

Select Menu
Terbaru

Headline

Terbaru

Berita

Artikel

Release

Fiqh

Keluarga

Muslimah

Video

Analisis

» » Nashrullah Pantas Diberikan pada Mujahidin


Khilafah Baqiyah 20.25 0

Hampir tiga tahun lamanya kaum muslimin di Suriah dibantai dengan keji oleh orang-orang syiah, kaum muslimin di belahan dunia hanya bisa mengutuk dari layar televisi dan laptop, melihat saudara-saudara seiman mereka dibantai begitu kejam,  para muslimahnya diperkosa, anak-anaknya digantung, tidak ada satupun kaum yang lebih keji terhadap umat islam selain Yahudi, melainkan kaum musyrikin Syiah ini.
Allah telah berfirman :
“Sesungguhnya akan engkau dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang beriman, yaitu orang-orang Yahudi dan ORANG-ORANG MUSYRIK…” (QS Al Maaidah 82)
Ya, bisa kita lihat bagaimana kejamnya kaum musyrik Budha, kaum musyrik Hindu, dan terlebih kaum musyrik Syiah ini dalam membantai umat islam.
Sesungguhnya Shalahuddin Al Ayubi adalah seorang yang lahir di Irak, tepatnya di Kota Tikrit, sebelum membebaskan Jerussalem (sekarang negara Israel), beliau memerangi syiah terlebih dahulu di Mesir sebelum mengumpulkan pasukan untuk menaklukkan Jerussalam. Adalah pamannya yang mengirimkan pasukan dari Irak  untuk membantu Shalahuddin Al Ayubi mengalahkan Syiah di Mesir dan menaklukkan Jerussalem.
Kenapa Salahuddin Al-Ayyubi tidak bekerjasama dengan Syiah yang mengaku Islam untuk mebebaskan Palestina? Sebabnya Salahuddin Ayyubi tahu siapa Syiah sebenarnya, kesesatan mereka dan bahaya mereka kepada Islam. Salahuddin tidak buta sejarah dan tidak mudah dibodohi Syiah dengan kebohongan mereka. Salahuddin tahu, jika bersatu dengan Syiah dalam membebaskan Palestina, golongan ini akan menjadi pemecah belah pasukan Islam, apalagi pada masa sekarang dimana Syiah dengan jelas-jelas memerangi Islam.
Begitu juga Syaikh Abdullah Azzam, setelah menyatakan bahwa syiah bukanlah Islam, beliau menjelaskan mengenai bahaya syiah, yang melebihi para penguasa sekuler.. “Maka orang yang berbicara tentang Syi’ah, wajib berbicara tentang partai Ba’ats. Paham ?! Mereka semua sama. Tapi memang bahaya Syi’ah terhadap dunia Arab lebih besar daripada partai Ba’ats, dan lebih berbahaya daripada Saddam Hussein. Karena besok Saddam Hussein akan mati dan semua partai Ba’ats akan berantakan, ibarat bisul di kulit umat Islam. Kulit akan segera mengeluarkannya dan sehat kembali. Adapun Syi’ah adalah suatu aqidah yang ingin agar aqidahnya tersebar luas dengan darah dan pengorbanan.
Inilah mereka, para mujahidin dari generasi ke generasi telah memahami betapa berbahayanya Syiah, melebih musuh-musuh Islam yang lain. Maka jangan heran jika saat ini, para mujahidin begitu keras terhadap Syiah. Namun sayangnya, masih banyak kaum muslimin yang buta akan bahayanya Syiah ini, bagi mereka Syiah dianggap sebagai muslim karena mereka berwajah arab, berjanggut, pakai gamis, dan makan kurma. Ketahuilah bahwa Abu Jahal, Abu Lahab, dan semisalnya juga naik Onta! jika kalian menjadikan itu (naik onta) sebagai ciri seorang muslim.
Datangnya Pertolongan Allah, Hanya Dari Mereka Yang Berperang
Hadirnya Khilafah Islam dan berbondong-bondongnya kaum muslimin dari seluruh dunia hijrah ke bumi Khilafah, membuat Syiah kaget setengah mati, terlebih setelah melihat kemenangan demi kemenangan kaum muslimin, membuat rasa ciut dan gentar dalam dada orang-orang Syiah.
Ribuan orang-orang Syiah mengungsi keluar dari wilayah Khilafah, karena mereka tidak akan bisa dan diterima oleh masyarakat Ahlus Sunnah setelah kekejaman yang mereka lakukan, dan mereka yang tergabung dalam tentaranya, ada yang bertaubat, kocar kacir menjauh dari wilayah Khilafah, dan ada juga yang ditakdirkan terbunuh ditangan para mujahidin.
Kini kaum muslimin di Irak dan Syam dapat hidup damai tanpa Syiah, para mujahidin melindungi mereka. Kabar mengenai betapa amannya wilayah Khilafah dari Syiah membuat banyak kaum muslimin ditempat lain hijrah demi melindungi agama dan nyawa mereka. Bahkan mereka mulai mendaftarkan anak-anak mereka sebagai bagian dari tentara Khilafah.
Terdapat sebuah hadits yang masyhur mengenai Thaifah Manshurah (Kelompok Yang Ditolong Oleh Allah),
“Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang berperang karena perintah Allah. Mereka dimenangkan Allah atas musuh mereka. Tidak memberi madharat kepada mereka orang-orang yang menyelisihi mereka, hingga datang hari kiamat dan mereka di atas yang demikian itu.” (HR Muslim)
Berkata Ibnu Taimiyah RHM dalam fatwanya tentang wajibnya memerangi Tartar –ketika menyebutkan Tha’ifah Manshurah– : “Adapun tha’ifah (kelompok) yang berada di Syam, Mesir, dan sebagainya, maka mereka pada saat ini sedang berperang untuk mempertahankan dan membela agama Islam, dan mereka adalah manusia yang paling berhak termasuk dalam Tha’ifah Manshurah yang disebutkan oleh Nabi Shalallahu’alihi Wassalam .” (Majmû` Fatâwâ: XVIII/253)
Allah telah menjamin bahwa akan ada sebuah kelompok yang senantiasa berperang, mereka terus berperang, dimana dalam riwayat yang lain diceritakan bahwa manusia pada saat itu banyak mencela mereka dan menyelisihi (tidak sepakat) dengan sikap-sikap mereka, namun celaan-celaan mereka itu tidak memberikan efek sedikitpun kepada eksistensi kelompok tersebut. Kelompok itulah yang ditolong oleh Allah dan diberikan kemenangan demi kemenangan hingga akhirnya mereka memerangi Dajjal bersama Imam Mahdi.
Dari hadits ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa hanya dengan jalan peperanganlah Allah akan memberikan pertolongan dan keamanan terhadap kaum muslimin. Hanya mereka yang berperang, memegang senjata, yang dapat melindungi umat islam, yang dapat memberikan rasa aman terhadap kaum muslimin. Dan senjata mereka, bukanlah senjata karatan karena tak pernah dipakai, bukan senjata yang hanya untuk dipajang dan untuk gaya-gayaan saja, tetapi senjata yang setiap harinya membunuh musuh-musuh Allah.
Antara Khilafah Islam dan Kemunculan Imam Mahdi 2
Hanya yang memegang senjata yang ditolong Allah
Maka wajar saja jika para mujahidinlah yang berhasil menegakkan kekhilafahan, karena mereka telah sesuai dengan golongan yang akan ditolong oleh Allah. Dan apapun celaan yang dikeluarkan untuk mereka, tidak berpengaruh apapun, karena yang mencela hanya via medsos, dan banyak juga yang menggunakan bahasa yang tidak dimengerti mujahidin (bukan bahasa arab), dan lokasi keberadaannya pun jauh dari wilayah kekhilafahan, sudahlah tinggal di negara yang jauh, di kota terpencil, masuk gang sempit lagi!
Adapun mereka yang mencela dan sampai terdengar kepada mujahidin, tidaklah memiliki hujjah yang kuat untuk membubarkan mujahidin dan kekhilafahan. Dan mereka yang memilih konfrontasi langsung, atas izin Allah mereka semakin terpecah belah,  dan semakin sempit wilayahnya.
Datangnya Imam Mahdi Dari Wilayah Timur Menuju Mekkah
Banyak yang mengkait-kaitkan tentara Khilafah Islam ini adalah cikal bakal atau bahkan sampai dianggap sebagai pasukannya Imam Mahdi. Hal ini cukup beralasan mengingat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda:
“Akan berperang tiga orang di sisi perbendaharaanmu. Mereka semua adalah putera khalifah. Tetapi tak seorang pun di antara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian muncullah bendera-bendera hitam dari arah timur, lantas mereka membunuh kamu dengan suatu pembunuhan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelummu. ” Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan sesuatu yang aku tidak hafal, lalu bersabda: “Maka jika kamu melihatnya, berbai’atlah walaupun dengan merangkak di atas salju, karena dia adalah khalifah Allah “Al-Mahdi”. “ [1] – Khalifah bukan Khafilah, Khafilah berarti rombongan, sedangkan Khalifah berarti Amirul Mukminin.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Yang dimaksud dengan perbendaharaan didalam hadits ini ialah perbendaharaan Ka’bah. Akan ada tiga orang putera khalifah (ia berperang di sisinya untuk memperebutkannya hingga datangnya akhir zaman, lalu keluarlah Al-Mahdi yang akan muncul dari negeri Timur, bukan dari dalam bangunan di bawah tanah Samira seperti anggapan orang-orang Syiah Rafidhah yang jahil bahwa Al-.Mahdi sekarang berada di sana dan mereka menanti keluarnya pada akhir zaman. Anggapan semacam ini merupakan igauan yang hina dari syetan, karena tidak ada dalil dan keterangannya sama sekali baik dari Al-Qur’an maupun As-Sunnah, dari perkataan atau pemikiran orang sehat maupun dari istihsam.”
Selanjutnya beliau mengatakan, “Dan beliau dikukuhkan oleh penduduk masyriq (kawasan timur) yang membantunya, menegakkan kekuasaannya, dan membangun pilar-pilarnya, dan bendera mereka juga berwarna hitam, yaitu warna yang melambangkan sikap merendahkan diri, karena bendera Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga berwarna hitam yang diberi nama Al-’Uqab…. Maksudnya, bahwa Al-Mahdi yang terpuji dan dijanjikan akan muncul pada akhir zaman, kemunculannya adalah dari wilayah timur dan dia dibai’at di sisi Baitullah sebagaimana ditunjuki oleh beberapa hadits. “[2]
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa bukan hanya pasukan, kekuasaan, dan pilar-pilar (pemerintahan) Imam Mahdi yang akan muncul dari daerah Timur, melainkan Imam Mahdi itu sendiri akan muncul dari kawasan timur lalu bergerak menuju Mekkah  dengan pembunuhan yang dahsyat.
Apakah Imam Mahdi adalah seorang mujahirin yang karena sesuatu hal hijrah ke Wilayah Timur, ataukah memang asli orang Wilayah Timur, hanya Allah yang tahu. Namun satu hal yang pasti, bahwa ia akan mendatangi Mekkah bersama pasukan dari Timur dengan pembunuhan yang dahsyat, pembunuhan yang membuat orang-orang mengerenyitkan kening, tidak kuat memandangnya, dan bertanya-tanya apakah pembunuhan seperti ini dibenarkan?! Hal ini disebabkan mereka tidak memahami bahwa yang namanya peperangan, akan selalu ada darah yang tertumpah, nyawa yang melayang, sesuatu yang mereka anggap tabu, karena mereka terbiasa menonton doraemon yang mana jika tokoh kartun itu bertempur selalu menang dengan cara damai, no blood.. and happy ending!
Dari Afghanistan, Menuju Irak
Mujahidin Dari Afghanistan, Menuju Irak pada tahun 2003
Dari Irak, Menuju Syam, dan Insyallah dari Syam akan menuju Jazirah Arab
Dari Irak, Mujahidin Menuju Syam pada 2013, dan Insyallah mereka akan bergerak menuju Jazirah Arab
Mereka yang beranggapan demikian (bahwa kekhilafahan yang dibentuk ISIS adalah cikal bakal pasukan dan pemerintahan Imam Mahdi) sah-sah saja dan tidak perlu dipermasalahkan, karena mereka tidak beranggapan berdasarkan nafsu semata melainkan karena mereka melihat ketercocokan nubuwah, dan saya yakin anda juga melihat kecocokannya.
Yang menjadi masalah adalah ketika menolak bahwa akan adanya pasukan Imam Mahdi yang datang dari wilayah timur, yang menjadi masalah adalah ketika menolak adanya kekhilafahan sebelum Imam Mahdi, yang  menjadi masalah adalah ketika menolak bahwa Imam Mahdi datang dengan peperangan dan pembunuhan.
Sesungguhnya Semua Jamaah Jihad Akan Dilarang!
Begitu gemparnya seluruh penjuru alam dengan kehadiran Khilafah Islam, membuat banyak pihak yang mencoba memadamkan dukungan terhadap mereka. Ketahuilah, bahwa bukan hanya mujahidin Khilafah yang menjadi target mereka, melainkan seluruhnya! Sungguh mujahidin sudah puas sejak era perang Afghanistan dikatakan sebagai khawarij, dikatakan sebagai teroris, dikatakan sebagai orang bodoh. Namun celaan itu semua diabaikan, hingga akhirnya mereka berhasil mendirikan kekhilafahan beberapa tahun kemudian.
Hari ini kita melihat pemerintah dari berbagai negara melarang dukungan untuk mujahidin khilafah, hanya karena mereka: 1. Membunuh, 2. Berperang, 3. Menginginkan Mendirikan Negara Islam. Jika hanya karena hal itu, sungguh HAMAS pun akan diperlakukan hal yang sama oleh mereka.
Ingatlah perkataan saya hari ini, dan sungguh kalian akan menyaksikannya dalam waktu dekat, jika suatu saat ada pemuda dari Filipina, atau Malaysia misalnya, yang bergabung dengan HAMAS untuk mengajak hijrah dan bertempur. Maka pemerintah tersebut akan melarangnya juga, melakukan penolakan juga, karena HAMAS juga dianggap teroris oleh majikan negara-negara tersebut, yakni Amerika!
Mujahidin Chechnya, bisa-bisa juga dilarang!
Mujahidin Chechnya, pasti juga dilarang!
Pemerintah akan mulai mengkampanyekan bahwa permasalahan Israel dan Palestina adalah urusan tanah, bukan agama. Pemerintah akan mulai mengkampanyekan bahwa itu adalah urusan penduduk disana, bukan urusan orang negara lain. Pemerintah akan membatasi bantuan jihad kalian untuk palestina hanya sebatas biskuit dan obat-obatan, lalu ulama-ulama dibayar pemerintah agar berceramah, membuat kaum musliminmerasa cukup hanya dengan jihad dengan mengirimkan biskuit dan obat-obatan, intinya.. majikan mereka (Amerika) tidak ingin ada kaum muslimin dari negara mana saja yang datang berjihad untuk mengeroyok Yahudi!
Tentu kita masih ingat ketika Jilbab dilarang di negeri ini, pemerintah mengkampanyekan “Istri menteri agama saja tidak berjilbab”, seolah-olah standar teladan dan kebenaran adalah istri menteri agama. Dan hari ini kita melihat hal yang sama, standar keteladanan dan kebenaran dalam isu Khilafah ini adalah sebuah faham yang dilambangkan dengan burung, bukan Al-Qur’an dan Sunnah.
Maka jika kalian membenarkan tindakan zalim terhadap khilafah pada hari ini, maka sungguh jamaah jihad favorit kalian adalah target selanjutnya.
Wallahu’alam!

Footnote :
[1]. Sunan Ibnu Majah, Kitabul Fitan, Bab Khurujil Mahdi 2: 1467; Mustadrak Al-Hakim 4: 463-464. Dan dia berkata, “Ini adalah hadits shahih menurut syarat Syaikhain.” Perkataan Hakim ini juga disetujui oleh adz-Dzahabi.
Ibnu Katsir berkata. “Ini adalah isnad yang kuat lagi shahih.” (An Nihayah fil Fitan 1: 29 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini).
Al-Albani berkata, “Hadits ini shahih maknanya, tanpa perkataan: “Karena dia khalifah Allah Al-Mahdi”. Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari jalan Alqamah dari Ibnu Mas’ud secara marfu’ seperti riwayat Utsman yang kedua, dan isnadnya hasan, tetapi tanpa perkataan “khalifah” (khalifah / pengganti Allah). Dan tambahan “khalifatullah” ini tidak dimiliki jalan yang shahih serta tidak memiliki syahid (hadits yang senada yang diriwayatkan dari orang lain); karena itu tambahan tersebut adalah munkar. Dan di antara kemungkarannya ialah bahwa di dalam syara’ tidak boleh dikatakan ada khalifah Allah, karena kemungkinan orang tersebut berbuat keliru, padahal tidak layak bagi Allah kekurangan dan kelemahan.
Kemudian dikutip dari Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengenai penolakan beliau terhadap orang yang mengatakan bahwa khalifah itu sebagai wakil Allah Ta’ala, karena tidak laik bagi Dia memiliki khalifah (wakil / pengganti), sebab Dia adalah Maha Hidup, Maha Menyaksikan, Maha Melindungi, Berdiri Sendiri, Yang Mengawasi, Maha Pemelihara, Maha Kaya dan tidak membutuhkan alam semesta. Sedang khalifah itu ada karena yang digantikan itu mati atau lenyap, sedangkan Allah Maha Suci dari semua itu.” (Vide: Silsilatul Ahaditsih-Dha’ifah wal-Maudhu’ah 1: 119-121, hadits nomor 85).
[2]. An Nihayah fil Fitan wal-Malahim 1: 29-30.
Syekh Abdul Alim Abdul Azhim membicarakan hadits-hadits Al-Mahdi secara panjang lebar dalam thesis beliau untuk memperoleh gelar Magister yang berjudul “Al-Ahaditsul Waridah fil Mahdi fi Mizanil Jarh wat Ta’dil”. Dalam thesis ini beliau menyebutkan orang-orang yang meriwayatkan hadits-hadits tersebut beserta perkataan para ulama mengenai isnad masing-masing hadits beserta keputusannya dan kesimpulannya.

Barangsiapa yang ingin mengetahui secara luas dipersilahkan membaca thesis tersebut, karena ia merupakan pembahasan paling luas mengenai hadits-hadits Al-Mahdi sebagaimana dikatakan oleh Syekh Abdul Muhsin Al-’Abbad dalam majalah al-Jami’ah Al- Islamiyyah nomor 45 halaman 323.
Dalam thesis tersebut beliau menyebutkan ada hadits-hadits marfu’ dan atsar-atsar sahabat dan lainnya tentang Al-Mahdi ini sebanyak 336 riwayat. Di antaranya terdapat tiga puluh dua hadits dan sebelas atsar yang berkedudukan diantara shahih dan hasan. Yang menyebutkan Al-Mahdi secara eksplisit sebanyak 9 hadits dan 6 atsar, dan sisanya hanya menyebutkan identifikasinya.
Banyak al-Huffazh yang mengesahkan hadits-hadits Al-Mahdi ini, antara lain Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya “Minhajus Sunnah fi Naqdhi Kalamisy Syi’ah wal Qadariyyah” 4: 211, dan al-’Allamah Ibnu Qayyim dalam kitabnya “Al-Manarul Munif fish Shahih wadh-Dha’if” halaman 142 dan seterusnya dengan tahqiq Syekh Abdul Fattah Abu Ghadah, serta dishahkan oleh Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam kitabnya “An-Nihayah fil-Fitan wal-Malahim” 1: 24-32 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini. Juga dishahkan oleh ulama- ulama lain sebagaimana akan kami sebutkan. (Al-mustaqbal)

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply