Select Menu

Sponsor

Select Menu
Terbaru

Headline

Terbaru

Berita

Artikel

Release

Fiqh

Keluarga

Muslimah

Video

Analisis

» » » Mengapa Khilafah Belum Serang Israel?


Khilafah Baqiyah 22.28 1

Analisis ini dibuat terutama untuk menjawab pertanyaan tentang mengapa Daulah Islam belum juga membuka front perang dengan Israel. Seringkali ini dijadikan alasan bagi para pembenci Daulah Islam, sehingga timbul opini dan fitnah kepada Daulah Islam, sebagai bagian/antek dari Rezim timur tengah atau Amerika beserta sekutunya Israel. Padahal pertanyaan tersebut lebih pantas ditujukan kepada para penguasa negara Timur Tengah sekarang (KSA, Mesir, Kuwait, Yordania, Lebanon, UEA, Qatar dst), mengapa sampai sekarang belum melakukan langkah untuk pembebasan Palestina?
Sudah secara jelas, bagaimana pandangan Daulah Islam mengenai pembebasan Bayt Al-Maqdis dan apa rencana proyek mereka dalam jangka panjang.
Bila menganalisis pidatojuru bicara Daulah Islam, Abu Muhammad Al-Adnaani, dalam pidato dirilis pada Juli 2013, beliau menyatakan:
Kami tidak akan berhenti sampai setiap muslim dibebaskan dari Tawāghit, al-Quds, al-Andalus dikembalikandan kami menaklukkan Roma”
Ini adalah kebijakan Daulah Islam untuk membebaskan Al-Quds. Bukti lebih lanjut dari ini ditemukan dalam laporan yang lebih baru. Misalnya, pernyataan ini diambil dari video Daulah Islam, pernyataan terbaru setelah deklarasi Khilafah. Pada tanggal 1 Ramadan 1435, Khalifah Ibrahim (aka. Abu Bakr Al-Baghdadi) mengatakan:
Perempuan yang telah kehilangan anak-anak mereka, sampai menangis. Masajid (jamak dari masjid) yang dinodai dan kesucian dilanggar. Hak umat Islam secara paksa disita di China, India, Palestina, Somalia, Jazirah Arab, Kaukasus, Syam (Levant), Mesir, Irak, Indonesia, Afghanistan, Filipina, Ahvaz, Iran [oleh Rafidah yang (Syiah)] , Pakistan, Tunisia, Libya, Aljazair dan Maroko, di Timur dan di negeri Barat
Karena itu, angkatlah ambisi anda semua, wahai pejuang Daulah Islam. Saudara-saudara muslim kalian di belahan dunia lain menunggu bantuan anda. Cukuplah bagi para pejuang daulah islam untuk melihat peristiwa yang ada di Afrika tengah dan di Burma. Apa yang tersembunyi dari pandangan kita, adalah jauh lebih mengerikan.
Karena itu, dengan perlindungan Allah kami akan menuntut balas. Bersama Allah, kami akan menuntut balas, bahkan jika memang memerlukan waktu. Dan setiap kejahatan yang menimpa ummat, akan diberikan perlakukan setimpal bagi pelakunya”
Negara Islam (Daulah Islam) telah memiliki cabang di Gaza, Palestina. Meskipun mereka tidak terlibat dalam kampanye berkelanjutan terus melawan Israel karena memiliki masalahperbedaan strategi dan politik dengan Hamas, sehingga menyulitkan penyediaan logistik danrute masuk bagi para pejuang Daulah Islam, kelompok ini terus bekerja di Gaza dan kamp-kamp pengungsi Palestina. Pengalaman pejuang/mujahidin Daulah Islam di Palestina dalam pertempuran dengan Israel, akan memperkuat posisi Daulah Islam di Gaza.
Strategi utama Daulah Islam adalah bahwa mereka ingin mengkonsolidasikan posisi mereka di Suriah dan Irak sebelum mereka membebaskan wilayah Yordania dan Lebanon. Untuk memerangi Israel dalam perang skala penuh dengan senjata yang tepat, menurut Daulah Islam tidak mungkin jika mereka tidak mengambil alih posisi Yordania dan termasuk Lebanon. Ini lebih karena persediaan logistik tempur, dimana Daulah Islam membutuhkan tempat dan lahan untuk mengangkut persenjataan berat mereka seperti tank-tank, Howitzer, MLRS (Multiple Launch Rocket System), Hummers, APC (Armoured Personnel Carriers), membuat bom IED (Improvised Explosive Device) dan mesin pendukung yang terkait, serta tentu saja, para tentara Daulah Islam.
Sudah dikenal bahwa rezim di Yordania dan Libanon adalah negara klien Amerika , dimana mereka memiliki perjanjian ‘rahasia’ dengan Israel untuk melindungi Israel dari “teroris”, sehingga setiap perang skala penuh Daulah Islam kepada Israel, akan terhambat oleh tentara Yordania dan Lebanon yang tentunya akan menyerang Daulah Islam dari belakang. Jadi masuk akal, jika Daulah Islam berniat untuk membebaskan wilayah dari penguasaan rezim tersebut terlebih dahulu sebelum pertempuran head to head dengan Israel.
Dengan penguasaan posisi pada Irak dan Suriah, dimana sekarang sekitar sepertiga wilayah Suriah sudah dikuasai Daulah Islam dan hampir separuh Irak dikuasai Daulah Islam, maka Daulah Islam memiliki kemampuan logistik, supply bahan bakar, serta kemampuan bertempur jangka panjang. Penguasaan sumur-sumur minyak, pipa gas, penyulingan minyak di wilayah Irak, Suriah dan nantinya Yordania maupun Lebanon, akan memukul berat pendudukan Israel, karena mereka tidak memiliki persediaan sumberdaya besar. Strategi Daulah Islam memang bermaksud melemahkan para ‘musuh’ mereka, dengan menyetop, memotong dan memutus pasokan sumber daya dari negara rezim Yordania, Iraq, Suriah dan Lebanon, yang selama ini ikut memberikan supply minyak dan gas kepada Israel.
Kemampuan Daulah Islam untuk menaklukan Irak juga diyakini oleh penduduk Baghdad. Pada wawancara jurnalis France24, akhir Agustus 2014, terhadap penduduk kota Baghdad, mereka percaya sepenuhnya baik pemerintah Irak yang didominasi Shiah maupun Amerika tidak akan bisa menghalangi kemajuan Daulah Islam termasuk mengalahkannya. Artinya kejatuhan pemerintahan Irak di Baghdad hanya masalah waktu saja.
Dalam hal ini, Daulah Islam tampaknya telah mengambil teladan dari Salah ad-Dinibn Ayyub (ra) yang tidak melawan Tentara Salib sampai dia menaklukkan apa yang sekarang disebut sebagai Suriah dan wilayah Mesopotamia yaitu Jazira dari cengkraman Dinasti Islam Zenghid. Hal ini karena umat Islamsaat itu, kondisinya sama seperti sekarang, yaitu tidak bersatu padu dan jamaah kaum muslimin,masih tercerai berai, sehingga tidak akan optimal melawan Tentara Salib kecuali memiliki sebuah front persatuan. Analoginya seperti ini, ada satu pemimpin Muslimyang bermaksud membebaskan tapi tidak memiliki tanah dan sumber daya (Salah ad-Din), dan pemimpin lainnya (Dinasti Zenghid), meskipun merupakan pemimpin muslim di Damaskus yang memiliki tanah dan sumber daya, tetapi tidak ingin mengganggu status quo dan tidak ingin membahayakan kekuasaannya serta gaya hidup, demi membebaskan Bayt Al-Maqdis. Karena itulah, Salah ad-Din membebaskan wilayah Suriah dan Mesopotamia pertama dulu, baru kemudian menaklukkan Bayt-al Maqdis.
Daulah Islam akan menyatukan tanah Muslim Syam dan Irak sebagai front persatuan, dan hanya dengan itu, maka mampu melawan Israel dalam perang skala penuh dan serta menuju jalan untuk pembebasan Bayt al-Maqdis. Dengan penambahan pasukan sekitar menurut Reuters, 1000 orang per tiga hari atau sekitar 2000 per minggu nya, baik dari kaum pendatang (muhajirin) maupun dari dalam (anshar), serta jumlah kekuatan militer tentara sekitar 90.000 – 100.000 sampai dengan Agustus 2014, tampaknya hanya Daulah Islam menjadi satu-satunya pihak yang bisa membebaskan total Bayt al-Maqdis, seperti halnya kisah Salah ad-Din di masa lalu.(Tengku Shahindra/al-mustaqbal)
Referensi :
Abu Umar. 2014. Why haven’t the Islamic State gone to war with Israel yet?http://abuumar8246.wordpress.com/2014/07/08/why-havent-the-islamic-state-gone-to-war-with-israel-yet/
France24. 2014. ‘Neither Baghdad nor the US can defeat the Islamic State’http://www.france24.com/en/20140827-video-iraq-sunni-is-isis-shia-baghdad/
UK Reuters. 2014. Insight – In northeast Syria, Islamic State builds a governmenthttp://uk.reuters.com/article/2014/09/04/uk-syria-crisis-raqqa-insight-idUKKBN0GZ0DD20140904

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

1 komentar Mengapa Khilafah Belum Serang Israel?

  1. TANYALAH NEGARA2 ISLAM LAIN YANG LEBIH SETENGAH KURUN MERDEKA DAN MENGAKU ISLAM MENGAPA TAK SERANG ISRAEL.
    TANYA OSTAD FIRANDA ,MENGAPA KHALIFAH SBY DAN SEKARANG KHALIFAH JOKOWI TAK SERANG ISRAEL UTK BEBASKAN BAITUL MAQDIS

    BalasHapus