Select Menu

Sponsor

Select Menu
Terbaru

Headline

Terbaru

Berita

Artikel

Release

Fiqh

Keluarga

Muslimah

Video

Analisis

» » » Klarifikasi Atas Berita Bohong Terhadap ustadz Abu Bakar Baasyir


Khilafah Baqiyah 17.10 0

Bismillah, Maha Suci Allah yang telah mentakdirkan sesuatu yang tidak disukai oleh jiwa, segenap pujian hanya bagi-Nya. Salam serta Shalawat semoga tercurah atas Nabi yang murah senyum lagi sering berperang, yakni Rasulullah Shalallahu’alaihi wa Sallam. Aamiin.
Wa ba’du
Sungguh bukanlah kebenaran jika tidak ada riak-riak gelombang ujian yang menerpanya. Kebenaran akan selalu senantiasa dimusuhi, dicaci, didengki, difitnah dan diperangi secara otomatis di bawah bendera kebatilan.
Kendati demikian, kebenaran akan selalu memancarkan cahayanya, orang yang jujur lagi ikhlas –bi’idznillah – tentu mampu mengidentifikasi dan menemukan cahaya itu, hatta dalam lorong sempit sekalipun. Kemudian daripada itu, Allah akan tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun ramai orang membenci.
Begitu juga seperti permasalahan pro-kontra seputar bai’at dan kekhilafahan yang kini tengah menjadi polemik itu. Para thawaghit di seluruh muka bumi pun bersatu padu mengadakan antisipasi membendung pesatnya perkembangan Daulah Islamiyah – Baaqiyaah – . Hingga semua pemuka, tokoh, elemen agama dan masyarakat dirangkul pula untuk menjadi corong demi merobek citra Khilafah.
Sekat-sekat nasionalisme dan ideologi selain Islam itu sekarang merasa terancam, laksana geliat kuman penyakit yang sedang kelabakan lantaran khawatir mati terbakar oleh obor terang yang terpancar dari bumi Khilafah. Dimana nyala cahayanya itu semakin meluas seiring banyaknya dukungan dan bai’at dari belahan bumi.
Karenanya berbagai upaya pun ditempuh Thaghut agar khilafah tersebut tidak mendapat dukungan. Lantas fakta diputar-balikan, teori konspirasi digelar, data dipalsukan, kesaksian yang pincang dan sepihak. Fitnah serta dusta diumbar tanpa rasa malu, keterlaluan dan licik lagi dzalim. Selalu saja ada Syubhat baru yang mereka tebarkan.
Namun, alhamdulillah semua itu selalu saja dengan mudah dipatahkan dengan dalil, fakta terdokumentasi, data terperinci, klarifikasi resmi dan lain sebagainya dari para ikhwah Khilafah atau yang berafiliasi kepada Khilafah.
Memang sebenarnya kita tidak perlu disibukan diri dengan sikap reaktif “melempari” tiap anjing yang menggonggong. Sebab jika tiap anjing menggonggong kita lempari batu, niscaya energi akan cepat habis dan tentu kita akan disibukkan dengan usaha pengumpulan “batu”. Bahkan bisa jadi kita akan menukar emas dengan batu saking butuhnya kita dengan pengumpulan batu. Dengan kata lain seyogyanya “No Comment” terhadap para pendengki. Lagipula ekspansi Khilafah tetap jalan terus, dan sebentar lagi – Insha Allah – segera sampai ke Nusantara ini. Laa hawla wala quwata illabillah.
Ada saat-saat tertentu dimana kita harus menjawab atau tidak terhadap statement-statement para pembenci Khilafah. Tentu saja argumentasi kita sangat dibutuhkan oleh masyarakat, agar mereka tidak tersesat. Dan perang yang kita terlibat di dalamnya ini pun juga harus digalakkan dukungannya dari masyarakat.
Adapun catatan ini adalah satu diantara bayan dan klarifikasi dari Pasir Putih, Nusakambangan mengenai fitnah yang diatas-namakan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir –Fakallahu Asrohu wa Asrana-. Dimana telah berkali-kali media tidak bosan-bosannya membuat berita bohong mengenai Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Satu diantaranya yang mengatakan bahwa posisi ustadz benar-benar berada dalam tekanan dan bisikan orang-orang (Ikhwan-ikhwan) di sekitar beliau yang terus menerus memprovokasi dan menyuntikkan faham takfiri sesat.
Berita-berita murahan seperti itu sebenarnya sudah sering dibantah, baik secara tertulis maupun konfirmasi langsung dari pernyataan ustadz Abu Bakar Ba’asyir sendiri. Bahwa semua tuduhan itu tidaklah benar. Anehnya mereka masih saja mengelabui publik dengan memblow-up ke berbagai media. Hal tersebut sudah dijelaskan berkali-kali tetapi masih saja “ngeyel” membuat opini palsu dengan mengatas-namakan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Sungguh mereka tidak takut dosa.
Betapa ustadz Abu Bakar Ba’asyir masih bisa menahan ucapannya tatkala berita-berita tersebut disampaikan dan menjadi rumor oleh orang-orang yang notabene dari kalangan ikhwan pergerakan, walaupun itu jelas-jelas “membunuh” karakter beliau. Kesabaran dan jiwa tenang Ustadz Abu Bakar Ba’asyir tampak nyata dalam kasus ini.
Akan tetapi kini keadaan memaksa untuk memberikan penegasan karena isyu-isyu tersebut digembar-gemborkan lebih dahsyat, melemahkan dan mengacaukan dukungan dari masyarakat umum. Kedustaan diangkat menjadi perbincangan panas oleh para antek Thaghut. Disuguhkan secara vulgar kepada khalayak melalui berbagai media. Nama yang kerap hadir sebagai narasumber adalah kepala divisi pemasyarakatan kanwil Jateng, Hermawan Junianto. Meskipun dia merupakan “orang penting” yang membawahi banyak lapas, namun bukan berarti dia menguasai setiap informasi mengenai isi lapas, berikut orang-orang yang berkunjung di dalamnya.
Mengenai Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, Hermawan banyak memberitakan pernyataan “ngawur” berkenaan dengan proses bai’at Ustadz mewakili sebagian tahanan kepada Khalifah Abu Bakar Al-Baghdadiy.
Maka Ustadz Abu Bakar Ba’asyir menyuruh saya membuat sanggahan atas ucapannya tersebut. Terkhusus ucapan dia bahwa Ustadz pernah berkata kalau dirinya tertekan dan terus ditekan oleh orang-orang di samping beliau.
“Siapa Menikam Siapa?”Bahwa Ustadz Abu tidak pernah mengatakan dan merasa ditekan oleh orang-orang di sekitar beliau, apalagi dalam hal bai’at kepada Khilafah ini.
Ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang lisannya ditakuti Thaghut lantaran dakwah dan doanya itu, memberikan perintah kepada saya untuk menyampaikan pesan dan sanggahan, yakni ; yang berbohong tersebut jika tidak meluruskan ucapannya atau jika tidak mau bertaubat beliau mendoakan mati tertabrak mobil. Tunggu saja, cepat atau lambat. Maka takutlah akan doa menggelegar dari seorang sepuh yang terdzalimi tersebut. Seperti itulah memang penegasan beliau terhadap para antek dan anshar-ansharnya.
Memang nampaknya para anasir pemerintahan sekuler itu lebih takut mati tertabrak mobil daripada jatuh ke dalam Neraka -Wal iyyadzu billah- sehingga strategis sekali ucapan beliau tersebut. Padat, singkat cermat terhadap realita dan tegas. Dan beliau juga tidak main-main dalam hal ini. Doa inilah senjata andalan yang tidak bisa dirampas atau disita oleh musuh.
Maka sepantasnya hal ini bisa dijadikan pelajaran serta kehati-hatian untuk kita semua supaya berhati-hati membicarakan sesuatu yang tidak kita ketahui. Pakaiah kaidah,”Isma minhu wa laa’anhu” dengarkan langsung dari sumbernya bukan sekedar “qila wa qola” tentangnya. Banyaknya orang yang berbicara bukanlah ukuran kebenaran.
Klarifikasi ini perlu diketahui banyak publik dengan banyak pertimbangan. Yang jelas, nama Ustadz Abu Bakar Ba’asyir tidak boleh dimanfaatkan oleh fihak manapun dalam rangka menghambat dukungan umat terhadap Khilafah Islamiyah.
Siapapun mengakui bahwa sikap dukungan dan bai’at Ustadz Abu akan membawa pengaruh bagi umat Islam di negeri ini, sehingga thaghut tidak rela jika umat ini berbondong-bondong memberikan bai’at juga terhadap Khilafah Islamiyah. Karenanya, tidak mengherankan jika berita Ustadz Abu berusaha mereka distorsi.
Berita yang benar mengenai baiat tersebut, bahwa memang benar Ustadz Abu Bakar Ba’asyir telah berbai’at kepada Khalifah Al Baghdadi dengan suka rela, tanpa paksaan siapapun. Beliau telah melakukan Istikharah, telah mengkajinya dengan pertimbangan Syar’iy. Entah sudah berapa puluh atau berapa ratus total orang yang datang untuk melarang Ustadz Abu untuk berbai’at, tetapi beliau tetap teguh pendirian, ini menunjukan bahwa beliau bukanlah sosok pribadi yang mudah dipengaruhi terlebih dengan tekanan. Maka siapapun silahkan membuktikan sendiri bagaimana statement Ustadz Abu. Silahkan tanyakan langsung kepada beliau, sebab siapapun bebas membesuk beliau.
Ketahuilah! pengunjung yang datang kepada beliau dari kalangan yang menentang Khilafah Islamiyah pun juga membawa bertumpuk-tumpuk data dimana semuanya dibaca dengan sempurna oleh beliau. Artinya, tidak ada satupun catatan yang dicampakan oleh beliau. Jangan kira beliau hanya mendengar dari satu sumber semata. Justru karena kehati-hatian beliau itulah makanya beliau segera berbaiat. Apalagi yang ditunggu? Alasan beliau syar’iy dan syarat kekhilafahan ini juga sudah terpenuhi secara sempurna.
Pendirian Ustadz Abu ini sangat kokoh dalam usia beliau yang kian senja (76 tahun) , akal beliau justru kian cemerlang. Jadi jangan berfikir bahwa beliau adalah pria udzur yang sering sakit-sakitan, atau tidak fokus lagi tidak nyambung diajak bicara, atau telah mengalami kepikunan atau sudah tidak mampu berpuasa dan berdiri lama dalam shalat, atau tidak kuasa lagi melakukan i’dad dan olah raga, dan lain sebagainya, sehingga begitu mudah digertak, ditekan, dibisiki dan disetir sesuka hati. Bukan ! bukan ! bukan! Beliau bukanlah sosok seperti itu.
Beliau adalah amir kami disini yang sangat bertanggung jawab. Beliau masih mumpuni dalam mengatur dan mengendalikan jamaah. Beliau masih bisa menerima dan memahami bacaan dan informasi dengan baik. I’dadnya rutin tiap pagi, puasanya Daud, Ibadahnya Istiqamah, bahkan beliau masih bisa marah terhadap penyimpangan atau terhadap thaghut. Gertakan beliau keras !
Lantas dari sisi mana beliau ditekan oleh ikhwan-ikhwannya sendiri? Malah orang-orang disekitar beliau adalah sangat menghormati serta paham akan adab, yang dengan suka rela siap mengawal dan menjaga beliau. Diantara mereka ada penghafal al-Qur’an, punya pengalaman tempur yang banyak, gurunya para ustadz, terbukti mampu menggerakan umat, paham berjamaah, muwahid dan mujahid. Sehingga tidak masuk akal jika orang-orang tersebut makar buruk untuk menekan ustadz Abu.
Alangkan naifnya jika masih ada yang percaya jika ustadz Abu mendapatkan tekanan dari ikhwan-ikhwan dalam baiat kekhilafahan ini.
Orang yang mengatakan serta mempercayai bualan tersebut seakan-akan tengah merendahkan beliau, menganggap beliau rapuh dan tak punya prinsip, menilai beliau amat bodoh dan kurang waspada, menuduh tidak punya sumber akurat terhadap tiap informasi, ya seakan-akan begitu !
Wallahul musta’an, barangkali mereka belum mengenal pribadi menakjubkan dari Ustadz Abu ini. Apapun telah diputuskan oleh beliau in adalah perintah syar’iy. Sampai sekarang dalil atas ijtihadnya belum ada yang mampu membantahnya. Dan beliau amat senang jika ada yang membawa dalil lain untuk dikaji. Beliau tidak sungkan untuk mengakui kesalahannya jika memang salah. Beliau senantia memakai dalil terkuat dan akan seperti itu –Insha Allah- laa hawla wala quwwata illabillah.
Siapapun jangan berburuk sangka terhadap ustadz Abu dan orang-orang kepercayaan beliau. Beliau amat mengilmui apa yang menjadi keputusannya. Sampai urusan tanda tangan pun tidak akan beliau lakukan kecuali setelah membaca dan memahaminya, bukti bahwa beliau cermat dan sehat akalnya.
Subhanallah wal Hamdulillah, ini adalah rahmat Allah atas keistiqamahannya dan keikhlasan beliau, semoga khusnul khatimah pun dapat beliau raih. Aamiin.
Jika bukan rahmat Allah, bagaimana beliau sanggup menolak tawaran thoghut untuk setia kepada Pancasila ? sampai detik ini pun, beliau tak pernah mau makan nasi cadong dari lapas yang acap kali lebih enak dari masakan ikhwan-ikhwan sendiri. Dari sisi menu lebih bergizi, tetapi Ustadz lebih menghindari syubhat. Dalam baiat kepada khalifah ini pun beliau belum didukung oleh putra-putra beliau, tetapi beliau berusaha mengabaikan perasaannya demi urusan akhirat. Seperti itulah prinsip beliau, masih adakah yang menganggap bahwa beliau ditekan dan diperalat oleh orang-orang di sekitarnya?!
Manhaj beliau kini sangat jelas, beliau tidak mengudzur jahil para pelaku kufur akbar dan kesyirikan sebagaimana manhaj Daulah Islamiyah –baaqiyaah-. Beliau juga menta’yin setiap ansar thaghut.
Dan terhadap syarat-syarat kekufuran yang ditawarkan oleh thoghut, dengan tegas beliau utarakan bahwa siapapun yang menyetujui dan menerima syarat-syarat tersebut, maka dia murtad.
Inilah manhaj beliau, sesuai dengan manhaj Khilafah ala minhajun nubuwah. Inilah akidah kami. Kendati selalu dianggap ghorib, tetapi memang inilah pemahaman generasi awal Islam. Kami bukan Khawarij, bukan pula Murji’ah !

Sungguh ! Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dan kami, dengan sadar telah menyatakan bai’at kepada Amirul mu’minin, Syeikh Ibrahim Ibnu Awwad Abu Bakar Al Baghdadiy al Quraisyi al Husaini. Maka saksikanlah !
Selanjutnya sebagai penutup catatan ini saya tuliskan kalimat ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang masih terngiang-ngiang dalam ingatan, sebagai bentuk ketidak-risauan beliau kehilangan banyak pengikut demi ridha Allah :
“Meskipun yang mengikuti saya tinggal satu orang, saya tetap jalan terus”
Subhanallah, saya terharu !
Wallahu al Musta’an. Wa laa nuzakki alallahi ahada. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.
Wallahul Musta’an
Lapas NK 14 Syawal 1435 H
Mengetahui                 : Ustadz Abu Bakar Ba’asyir
Penulis                         : Abu Ibrahim Atha’illah

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply